Latest News

Saturday, July 2, 2011

Golden Jets, Bukti Teknologi Pesawat Terbang Peradaban Inca Kuno?

Selama ini, berbagai artifak-artifak misterius telah ditemukan di berbagai belahan dunia dengan bentuk dan fungsi yang masih diperdebatkan.

Salah satunya adalah artifak yang diduga berbentuk mirip pesawat yang ditemukan di Mesir, yaitu Saqqara Bird.

Meskipun telah diteliti dan secara desain Saqqara bird tidak mampu untuk terbang jauh, namun desainnya yang mengacu kepada desain pesawat modern telah menimbulkan berbagai spekulasi mengenai asal usul artifak ini.



Lalu,apakah artifak serupa hanya ditemukan pada peradaban Mesir kuno? Ternyata tidak, peradaban Prekolombia yang pernah eksis ribuan tahun yang lalu ini juga memiliki artifak dengan bentuk serupa.

Entah apa yang terjadi pada masa lampau sehingga berbagai artifak misterius ditemukan dengan fungsi yang tidak jelas, dan salah satunya adalah artifak ini.

Sebuah artifak berupa perhiasan emas ditemukan di sebuah tempat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan, sayang tidak ada keterangan pasti dimana lokasinya.

Artifak tersebut terbuat dari emas, dan diperkirakan telah berumur lebih dari 1000 tahun, karena peneliti tidak dapat memastikan kapan artifak tersebut dibuat.

Pada tahun 1954, Pemerintah Kolombia mengirimkan koleksi artifak emasnya kepada sejumlah museum di Amerika Serikat.

Selama berada di Amerika, seorang pengusaha berlian terkaya di wilayah itu ingin membuat replikanya dan mencoba untuk mengungkap misteri yang tersembunyi dalam setiap artifak tersebut.

Salah satu artifak tersebut kemudian dikirimkan kepada seorang zoologist bernama Ivan T. Anderson untuk diteliti.

Ketika melihat desain benda tersebut, Ivan teringat akan bentuk pesawat terbang, kemudian ia meminta pendapat dari seorang ahli aerodinamis pesawat terbang asal Aeronautical Institute of New York, Dr. Arthur Poyslee.

Dari hasil investigasinya, memang benda tersebut memiliki kemiripan dengan desain pesawat terbang modern, dan bentuk sayapnya tidak mirip dengan hewan manapun di dunia, namun belum dapat dipastikan apakah artifak tersebut menggambarkan desain pesawat terbang masa lampau, karena masih membutuhkan penelitian yang lebih jauh lagi.


Artifak yang berukuran kurang lebih 2 inchi tersebut diperkirakan berasal dari peradaban Sinu, Chimu, atau Mochica, yaitu peradaban Inca kuno yang eksis pada tahun 500 samapi 800 sebelum masehi.

Kembali pada desain benda ini, menurut Dr. Arthur, jika artifak ini adalah merepresentasikan hewan, maka penempatan bagian sayap dalam benda ini salah karena pusat gravitasinya tidak akan sesuai sehingga tidak memungkinkan untuk terbang.

Sebaliknya, konfigurasi sayap depan dan belakangnya sangat ideal untuk mesin jet berkecepatan tinggi seperti desain pesawat Concorde! meski hanya berupa gambaran saja.

Apakah peradaban masa lampau sudah memikirkan aspek aerodinamis segala, sampai-sampai pesawat concorde pun menggunakan desain serupa?



Jika kita perhatikan, memang sekilas artifak tersebut berbentuk mirip dengan sejenis hewan, walaupun ekornya aneh. Para arkeolog menyebut artifak ini sebagai zoomorphic objects, yaitu benda yang berbentuk seperti hewan.

Tetapi, jika memang bentuknya mirip hewan, lalu, hewan apakah itu? Jika dilihat dari bentuk kepala, tubuh, serta bagian yang mirip dengan sayap, mungkin benda ini bentuknya mirip dengan sejenis ikan terbang, namun dengan bentuk ekor yang berbeda.

Bentuk ekornya memang sangat mirip dengan bentuk ekor pesawat terbang modern, coba bandingkan bentuk ekor benda ini dengan ekor pesawat terbang.

Walaupun kelihatannya memaksa, tetapi pada bagian ekornya, juga terdapat tailplane yang biasanya terdapat pada pesawat modern.




Sementara itu, para peneliti yang lain masih sibuk dengan cara kerja dan aspek aerodinamis pada artifak ini.

Mereka berpendapat jika benar artifak ini adalah sebuah rancangan pesawat terbang, maka benda ini tidak akan bisa terbang karena desainnya yang tidak memungkinkan.

Namun, mereka menemukan sesuatu dalam artifak ini. Pada bagian kepala dan tubuhnya, terdapat celah misterius yang belum diketahui fungsinya.

Beberapa peneliti berpendapat jika celah tersebut adalah mekanisme dari banda ini agar bisa terbang, dan inilah mekanisme yang mereka maksud.


Anggaplah jika para peneliti itu benar, dengan mekanisme seperti itu, apakah benda ini bisa terbang?

Enam artifak serupa juga dipajang di Chicago Field Museum of Natural History. Sedangkan, dua artifak lain disimpan di Smithsonian Museum of Natural History dan Museum of Primitive Art in New York City.

Artifak yang tersimpan dalam Museum Chicago dikatakan memiliki desain yang lebih detail dibandingkan dengan artifak yang lain.



Sementara itu, Ivan sangat yakin jika artifak-artifak tersebut adalah bukti nyata tentang kemajuan peradaban modern. Seperti yang ia katakan,

�The concrete evidence that the ancients knew of flight was forced upon us only a few years ago. Now we have to explain it. And when we do we will have to rearrange a great many of our concepts of ancient history.�

Terlihat ia sangat yakin jika artifak tersebut adalah bukti bahwa desain pesawat terbang modern telah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu.

Tetapi, tentu saja banyak yang meragukan statement Ivan itu. Mereka yang tidak setuju dengan pendapat Ivan, mengatakan jika mereka (Ivan cs.) terlalu cepat menyimpulkn bahwa artifak tersebut adalah desain pesawat terbang modern tanpa dilakukan penelitian lebih lanjut.

Teori tanpa pembuktian memang tidak lebih dari "omong kosong" belaka. Berbeda dengan Saqqara Bird yang telah diteliti dan sampai dibuat replikanya oleh ahli desain glider bernama Martin Greorie, Artifak Inca yang tidak bernama ini belum juga dibuktikan kebenarannya jika memang benda tersebut adalah sebuah pesawat terbang kuno.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan jika artifak tersebut tidak lebih dari sebuah perhiasan masa lampau jika dilihat dari sisi artistiknya.

Coba deh perhatikan dengan seksama, pasti kita akan melihat ukiran-ukiran pada bagian sayap, kepala,dan ekor benda ini.

Rekonstruksi Golden Jets, Benarkah Artifak Yang Menyerupai Pesawat Terbang Itu Bisa Terbang?

Postingan kali ini merupakan postingan lanjutan tentang artifak Golden Jets yang diduga merupakan sebuah desain mesin terbang yang dibuat oleh peradaban masa lalu.

Beberapa ahli tertarik untuk meneliti artifak ini, apakah memang benar benda tersebut merupakan rancangan mesin terbang ataukah hanya sebuah perhiasan yang ditinggalkan oleh bangsa Pra-Kolombia?



Setelah sekian lama diteliti, Golden Jets merupakan artifak peninggalan bangsa Maya, meskipun terdapat unsur dari kebudayaan Inca di artifak tersebut.

Dua insinyur dari Jerman yang bernama Algund Eenboom dan Peter Belting telah meneliti artifak ini dan membuat sebuah replika untuk mengujinya.

Mereka membuat replika dengan bentuk yang sama persis dengan artifak tersebut tanpa menambahkan bagian apapun kecuali mesin tentunya.

Lalu, pada event Ancient Astronaut Society World Conference pada tahun 1997 di Orlando, Florida, mereka melakukan tes terhadap replika yang mereka buat.


Sebelum dua insinyur tersebut menguji replika golden jets mereka, seorang ilmuwan bernama Richard Hoagland bersama timnya juga telah meneliti artifak tersebut.

Awalnya ia dan timnya tidak yakin jika desain artifak tersebut bisa membuatnya terbang, mengingat bentuknya yang tampak tidak aerodinamis, namun mereka kemudian melanjutkan penelitian mereka setelah dua insinyur dari Jerman tersebut berhasil membuat replikanya dengan sempurna.


Menurut para peneliti, mungkin bentuk dari artifak ini mengambil dari salah satu jenis serangga, mengingat bentuk sayapnya agak menyerupai serangga, namun peneliti tidak dapat memberikan keterangan mengenai jenis serangga yang dimaksud.


Kembali kepada dua insinyur asal Jerman ini, mereka meneliti segala detail dari artifak ini dan membuat replika semirip mungkin dengan aslinya. Mereka membuat replika Golden Jets dengan menggunakan bahan dari kayu.

Sebagai mesin pendorongnya, Algund dan Peter menggunakan motor listrik dan kendalinya menggunakan remote control, hampir mirip dengan aeromodelling.

Mereka membuat dua replika dengan konstruksi mesin yang berbeda, yang satu menggunakan baling-baling di bagian depan, sedangkan yang satunya menggunakan prinsip cara kerja mirip dengan mesin jet.


Berikut adalah dokumentasi uji coba replika Golden Jets :










Berikut ini adalah videonya :


Dalam tes yang dilakukan oleh tim penguji, pesawat replika tersebut mampu lepas landas, dan melakukan manuver yang sulit dibayangkan sebelumnya, bahkan mendarat dengan mulus.

Sungguh sulit dibayangkan jika desain benda tersbeut berasal dari peradaban masa lampau.

Jika Golden Jets berhasil terbang dengan sukses, lalu mengapa hal yang sama tidak terjadi pada replika Saqqara Bird? Menurut Algund dan Peter, hal tersebut karena konsep desain keduanya sangatlah berbeda.

Pada Golden Jets, kedua insinyur tersebut mengatakan jika bentuk artifak tersebut mengacu kepada bentuk tubuh serangga, ini dilihat dari segi aerodinamis.

Saya tidak begitu paham dengan dunia penerbangan, namun yang jelas, golden jets menunjukkan konstruksi yang sempurna untuk memungkinkannya terbang dan hal ini tidak ditemukan pada Saqqara Bird, itulah gagasan dua insinyur tersebut.


Mungkin percobaan diatas memang membuktikan bahwa replika Golden Jets mampu terbang dengan baik, namun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah Golden Jets bisa terbang tanpa menggunakan mesin?

Lalu, bagaimana dengan desain yang lain, apakah juga bisa terbang jika dibuat replikanya? Itulah sebagian dari pertanyaan yang belum terjawab dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, jadi kita tunggu saja perkembangannya.

Ditemukan Reruntuhan Kota Troy yang Pernah Dianggap Sebagai Mitos Belaka

Troy merupakan sebuah kota kuno dalam kitab Iliad, epik terkenal karangan penyair Yunani kuno Homer.

Kota dan peradaban ini pernah dianggap sebagai mitos dan khayalan semata, sama persis dengan kisah-kisah tentang peradaban Atlantis dan Lemuria.



Namun pandangan tersebut akhirnya tumbang, bermula setelah seorang cendekiawan Inggris, Charles McClaren, pada tahun 1822 berpendapat bahwa Troy yang dimaksud Homer kemungkinan besar berada di Turki.

Dia menunjuk sebuah gundukan tanah luas yang disebut Hisarlik dekat Dardanella,yaitu sebuah kawasan di laut sempit yang menghubungkan Laut hitam dan Aegea.

http://www.hector.com/images/map-troy.jpg

Setelah itu seorang arkeolog Jerman,Heinrich Schiliemann,mulai mengadakan penggalian terhadap gundukan di Hisarlik pada tahun 1871.

Baru pada 1873, Schliemann berhasil menemukan sisa-sisa sebuah kota yang sangat kuno yang ia percayai sebagai reruntuhan peradaban Troy.

http://i143.photobucket.com/albums/r153/Drakuli_2006/TroylayersredVI.jpg

Selain itu,ia bersama para krunya juga menemukan harta karun emas dan perak yang ia sebut sebagai harta karun Priam, sesuai dengan legenda Raja Troy yaitu Priam yang disebutkan dalam epik karangan Homer, Iliad.

Namun sayangnya, harta-harta karun tersebut malah ia selundupkan keluar Turki untuk membawanya ke Eropa.

http://www.english.illinois.edu/maps/poets/a_f/bogan/cass/cassandra3.jpg

Sembilan Lapisan Kota Troy yang telah porak-poranda Pada tahun 1876, Schliemann kembali melakukan penggalian di kawasan Mycenae, Yunani.

Dia menemukan apa yang dia pikirkan sebagai makam Agamemnon,seorang Raja musuh bangsa Troy dalam Epik Iliad.

Baru pada tahun 1890-an, Wilhem Dorpfield menunjukkan bahwa gundukan di kawasan Hisarlik tersusun dari sembilan lapisan sisa-sisa kota.

Dari penemuan ini bisa kita ketahui bahwa sangat tua umur peradaban Troy itu, mungkin berada satu era dengan peradaban Atlantis.

http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/10/atlantis1.jpg

Lebih lanjutnya ia mengatakan kemungkinan peradaban tersebut berakhir dengan sempurna dikarenakan kota ini dihancurkan oleh gempa bumi dan air bah dasyat yang terjadi selama sembilan kali.

Setiap orang yang selamat kembali membangun di atas reruntuhan kota tersebut. Schliemann menganggap bahwa Troy yang dikatakan oleh Homer mungkin adalah Troy II (2), yaitu lapisan reruntuhan kota ke-dua dari bawah. Sedangkan menurut Dorpfield berpendapat itu adalah Troy ke-VI.

http://www.piney.com/Arion.Nymphs.crop.jpeg

Masa Troy 5 menurut para peneliti mungkin berasal dari zaman perunggu (sekitar 3000 SM-1900 SM), sedangkan sampai saat ini belum ada penjelasan mengenai Peradaban Troy keberapakah yang dimaksudkan Homer dalam Iliad-nya.

Yang pastinya peradaban tersebut mungkin benar adanya berasal dari era ke-2 / ke-3 yaitu ketika berada di zaman es 11.000-10.000 tahun yang lalu.

http://mw2.google.com/mw-panoramio/photos/medium/7329933.jpg

Sekarang, teka-teki suatu peradaban yang dulunya dianggap hanyalah sebuah mitos telah berhasil dipecahkan dan ditemui kebenarannya, tinggal menunggu perkembangan dari pencarian reruntuhan terhadap peradaban Atlantis dan Lemuria.

Meteorit Hoba, Meteorit Terbesar yang Pernah Ditemukan Di Bumi Saat Ini

Meteorit Hoba terletak di peternakan "Hoba West", tidak jauh dari Grootfontein, di Wilayah Otjozondjupa Namibia. Meteorit ini ditemukan oleh petani Jacobus Hermanus Brits saat mengolah salah satu bidang pertaniannya, tahun 1920 ketika ia membajak dengan lembu tanpa sengaja bajaknya tersangkut.

Meteorit segera digali, namun karena bentuknya begitu besar (sekitar 60 ton), jadi tidak pernah dipindahkan. Meteorit Hoba adalah meteorit terbesar yang pernah diketemukan di bumi, sebagian besar mengandung besi alami.



Meteorit Hoba diperkirakan telah mendarat kurang dari 80.000 tahun yang lalu. Anehnya, meteorit ini tidak meninggalkan kawah.

Hal ini dispekulasikan bahwa meteorit itu memasuki atmosfer bumi pada sudut yang sangat dangkal, diperlambat oleh kondisi atmosfir sekitar ke titik jatuh ke permukaan pada kecepatan terminal, sehingga tersisa utuh dan menyebabkan sedikit bekas.

Meteorit ini berukuran 8 kaki 9 inchi. Pada tahun 1920, berat meteorit diperkirakan 66 ton. Erosi, sampling ilmiah dan vandalisme telah mengurangi berat meteorit selama bertahun-tahun menjadi 60 ton. Tanda gergaji besi dapat dikenali dengan mudah di banyak tempat di permukaan meteorit.

Dalam upaya untuk mengendalikan vandalisme, meteorit Hoba dinyatakan sebagai Monumen Nasional pada tahun 1955. Namun, perusakan meteorit terus terjadi sampai Foundation R�ssing mendanai restorasi secara menyeluruh dan pelestarian meteorit itu pada tahun 1988.

Di tahun itu, pusat wisata itu dibuka di situs Meteorit berada. Untuk biaya masuk yang kecil, Hoba dapat dikunjungi, disentuh dan bahkan dinaiki untuk pemotretan foto spektakuler. Meteorit Hoba sekarang dikunjungi ribuan wisatawan setiap tahun.














Kondisi Hoba Sebelum Restorasi


Sekelompok ahli geologi Jerman di Hoba, kembali pada tahun 1929



Awal perjalanan mengunjungi Hoba terkena meteorit, sekitar 1955



1960 Meteorit Hoba: Foto sebelum pelestarian, 1960

Arkeolog Berhasil Menemukan Makam Raja Bangsa Maya di Guatemala

Stephen Houston dan rekan dari Brown University menemukan makam yang berasal dari 350-400 sebelum masehi (SM).

Makam ini penuh ukiran, keramik, tekstil, dan tulang dari enam anak. Ada kemungkinan anak-anak itu dikorbankan saat kematian raja.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1109922.jpg

Makam ini terletak di bawah piramida El Diablo di kota El Zotz. "Ketika masuk ke dalam lubang ruang kecil kuil, kami menemukan serangkaian �tempat rahasia� mangkuk darah merah berisi jari dan gigi manusia yang dibungkus bahan organik pengganti plester."

Kemudian tim ini menggali lapisan demi lapisan batu datar berlumpur yang membuat makam itu utuh dan kedap udara, kata Stephen Houston. Tim menurunkan lampu ke lubang dan tiba-tiba Houston melihat "Ledakan warna merah, hijau, kuning di semua arah."

Makam kerajaan itu penuh organik. Houston mengatakan tak pernah melihat makam seperti ini sebelumnya. "Ketika membuka makam, saya mengintip ke dalam dan anehnya saya mencium bau penyucian dan membuat saya merinding," kata Houston.

�Ruang itu tersegel dengan baik selama lebih dari 1.600 tahun, dan tak ada air dan udara masuk,� tambahnya.
Menurut ahli arkeologi Maya yang juga ikut dalam tim, mereka yakin makam ini merupakan makam raja bangsa Maya berdasarkan teks-teks hiroglif-nya.

"Barang-barang ini kaya artistik, dan menjadi kunci luar biasa sejarah Maya. Dari posisi makam, waktu, kekayaan, dan konstruksi ulang makam, kami yakin ini makam pendiri dinasti,� kata Houston.

�Kami masih punya banyak PR. Makam kerajaan sangat padat informasi dan butuh bertahun-tahun untuk memahaminya." katanya.

Mata Buatan Berumur 4800 Tahun Ditemukan Di Iran

Mata buatan berumur 4.800 tahun baru-baru ini telah ditemukan oleh beberapa Tim Arkeolog yang sedang melakukan penggalian atas situs purbakala di wilayah Burnt City, Iran.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEsFoxBqhs8WJJAsXOIqBG0ODEYihbzNgQBaOjuRu9zFk7VudyC5ySpXbNne6emI1StYu_OuR9dpRdN7O5dcV07Y3g1dS8ugK4tpKIV_-pDH3Xlybu-Wsv3OLzBd96yoVSDCCzG60C14ST/s400/mata.jpg

Temuan hebat ini telah mendukung spekulasi bahwa pada masa-masa itu, manusia telah mengenal dan mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu kedokteran, terbukti dengan adanya temuan mata buatan tadi serta peralatan bedahnya yang sering disebut presthtic device.

Pada Teks Yahudi awal mengisahkan adanya sebuah kisah yang menerangkan dari seorang wanita yang memakai mata buatan yang terbuat dari emas. Namun, mata buatan yang baru ditemukan ini bukanlah berbahan dasar dari emas.


Setelah sedikit diteliti, mata buatan tersebut terbuat dari semacam getah tumbuhan yang dipadatkan dengan cara khusus ,kemudian dicampur dengan sedikit lemak hewani.

Penelitian lebih lanjut akan sangat diperlukan untuk menentukan susunan persisnya dari bahan dasar pembuatan mata palsu tadi.

Legenda Kuda "Berkeringat Darah" Pada Masa Genghis Khan Ditemukan Kembali

Baru-baru ini, tulang belulang 80 kuda digali dari lubang makam bagian bawah Kekaisaran Wudi, yang hidup lebih dari 2000 tahun pada masa Dinasti Han.

Penemuan tersebut menghidupkan lagi sebuah legenda tentang kuda �berkeringat darah� di China Kuno, dalam laporan yang dikutip Hinhua.

Cerita Wudi mengenai  "Silk Road" dan kuda "berkeringat darah" telah menjadi legenda dalam budaya China dan banyak orang tertarik dengan kuda legendaris yang telah lama hilang.


http://www.aceros-de-hispania.com/image/genghis-khan-sword/Genghis-Khan-swords.gif
Ilustrasi

Yang Wuzhan, seorang arkelog yang mengambil bagian dalam penggalian makam Kaisar Wudi, mengatakan bahwa pada saat melakukan penggalian dua lubang makam pada September 2009 lalu, tim mereka mendapat 40 tulang-telulang kuda.

Dari hasil laboratorium terhadap fosil tersebut, dikonfirmasi ternyata semuanya adalah kuda laki-laki dewasa. "Para ilmuwan akan segera melakukan tes DNA berharap untuk menentukan gen dari kuda itu," kata Wuzhan seperti dilansir dari People Daily.

http://www.dapunta.com/wp-content/uploads/2011/02/Legenda-Kuda-%E2%80%9CBerkeringat-Darah%E2%80%9D-Ditemukan-Kembali-.jpg 

Temuan tersebut bakal menghidupkan kembali legenda Cina berabad-abad tentang kuda berkeringat darah misterius dari Asia Tengah.

"Legenda mengenai kuda itu sudah lama menghilang, sejak Kaisar Wudi menawarkan hadiah besar dan kuat bagi siapa saja yang bisa menemukan kuda ras misterius 'berkeringat darah' yang disebut-sebut telah menjelajahi Asia Tengah, tetapi jarang terlihat di China," jelas Wuzhan.

Hari ini, kuda itu diidentifikasi sebagai Akhal-Teke, salah satu keturunan kuda tertua di dunia dan paling unik.
Dalam catatan Cina, Kaisar Wudi menulis bahwa kuda tersebut berkembang biak. Dalam sebuah puisi ia menulis tentang -Akhal Teke, merupakan "kuda surga."

http://www.dapunta.com/wp-content/uploads/2011/02/Legenda-Kuda-%E2%80%9CBerkeringat-Darah%E2%80%9D-Ditemukan-Kembali-2-.jpg

Kuda tersebut dikenal memiliki daya tahan kecepatan dan keringat dari cairan darah seperti seperti gallops. Hal ini juga diyakini sebagai kuda yang ditunggangi oleh Genghis Khan (1167-1227).

Kaisar Wudi dikenal karena telah membuka Silk Road, sebuah jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Asia dan Eropa. Pembangunan makam kaisar tersebut dimulai pada 139 SM, setahun setelah ia bertakhta di usia 16 tahun. Dan dibutuhkan waktu selama 53 tahun untuk membangunnya.

Makam tersebut memiliki lebih dari 400 lubang pengorbanan, lebih dari makam Qin Shihuang, "kaisar pertama" dari China.

Ditemukan, Makam 'Dewa Jester' dari Suku Maya

Arkeolog menemukan makam tertua penguasa suku Maya kuno berlambang �Dewa Jester� dari tahun 350 SM. Berdasarkan lambang unik itu, inilah bukti kerangka pihak kerajaan tertua di dunia.


http://static.inilah.com/data//berita/foto/1393072.jpg

Ditemukan di sebuah makam di bawah rumah penguasa di kawasan Holmul, timur laut Guatelmala, kerangka itu diperkirakan milik pria berusia lima puluhan tahun dengan kondisi kesehatan baik menjelang kematiannya.

Selain lambang Dewa Jester, di makam itu tampak pula tujuh keramik, guci, piring dan alat pembakar dupa.
�Kami pernah menemukan makam Suku Maya yang lebih tua, namun tidak pernah menemukan kuburan yang mencakup simbol kerajaan seperti ini,� kata John Tomasic dari University of Kansas, Amerika Serikat.

Di bawah situs arkeolog itu, ahli juga menemukan terowongan dengan lebar sekitar 16 inci, cukup lebar untuk dimasuki tubuh manusia. Tempat itu diperkirakan sebagai lorong menuju tempat penguburan.

Hasil penelitian ini diungkapkan pada pertemuan Society for American Archaeology di Sacramento, California, Amerika Serikat. Sebelumnya, kuburan penguasa Maya dari tahun 100 SM ditemukan di San Bartolo pada 2005.

Arkeolog Menemukan Jaringan Otak Tertua di Dunia yang Masih Terawetkan Dengan Baik

Arkeolog mengklaim temukan otak tertua di dunia milik pria yang dikorbankan untuk upacara ritual di Zaman Besi, Inggris. Yang menarik, otak itu masih menyimpan jaringan.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1368082.jpg

Ilmuwan yang menemukan tengkorak di sebuah lubang berlumpur saat melakukan penggalian di sekitar kawasan University of York, Heslington, Inggris, mengaku terkejut mendapati jaringan otak masih tersimpan di tengkorak itu.

Tes membuktikan otak itu milik seorang pria yang hidup di zaman besi dan tewas dengan cara mengerikan, 2.500 tahun lalu. Namun ilmuwan bingung bagaimana bisa jaringan otak yang biasanya membusuk selama beberapa tahun berhasil bertahan dalam jangka waktu yang begitu lama.

"Keberadaan otak yang terkubur begitu lama sangatlah aneh dan jarang terjadi," kata Sonia O'Connor, ahli arkeologi di University of Bradford.

"Otak itu menjadi objek yang sangat menarik karena diawetkan dengan baik. Ini menjadi otak tertua yang pernah tercatat sepanjang sejarah di Inggris dan menjadi salah satu otak tertua di dunia," kata O'Connor.

Ahli menyebutkan otak itu diperkirakan milik pria berusia 26-45 yang meninggal dengan cara digantung kemudian kepalanya dipenggal dan dikubur terpisah dengan tubuhnya.

Ilmuwan kini menyelidiki bagaimana protein dan lipid yang ditemukan di otak itu masih tersimpan dan bagaiamana pria itu mati kemudian dikuburkan.

�Ini adalah penyelidikan yang paling lengkap untuk benar-benar mengerti bagaimana otak bisa bertahan ribuan tahun, sedangkan jaringan lunak lainnya telah membusuk," ujar O'Connor lagi.

Ditemukan Celengan Berusia 2 Ribu Tahun

Lebih dari 1.200 keping koin ditemukan dalam celengan peninggalan jaman Romawi, yang ditemukan di bekas barak angkatan bersenjata Inggris.

Koin-koin tersebut yang berusia sekira dua ribu tahun tahun tersebut ditemukan dalam sebuah pot berwarna abu-abu pada sebuah gedung di wilayah Colchester, Essex, Inggris. Demikian seperti yang dikutip dari Express.


http://i.okezone.com/content/2011/05/22/56/459683/uqyEHcTlKw.jpg

Tempat penyimpanan tersebut terbuat dari tembaga yang ditutupi oleh lapisan perak. Kini temuan tersebut dikirim ke British Museum di London untuk diteliti lebih lanjut.

Philip Crummy, dirut dari Colchester Archaelogical Trust, mengatakan bahwa koin-koin tersebut sebelum dikubur sudah dilindungi cukup baik.

Crummy percaya kalau uang tersebut dikubur pada abad ke-3 sesudah masehi, namun sang pemilik kesulitan untuk menemukan lokasi penguburan harta tersebut.

"Tahun 270 sesudah masehi di Inggris adalah waktu yang sulit di wilayah timur Inggris, karena perang sipil di Kerajaan Romawi.

"Ini adalah sebuah penemuan yang sangat menakjubkan," ujar Simon Brown, Managing Director dari Taylor Wimpsey East London.

Arkeolog Temukan Tambang Baja Berusia 12 Ribu Tahun

Para arkeolog telah menemukan sebuah tambang baja oksid berusia 12 ribu tahun di Chile, yang merupakan bukti tambang tertua yang pernah ditemukan.

Laporan yang akan dipublikasikan dalam jurnal Current Anthropology menungkap bahwa tim peneliti yang dipimpin oleh Diego Salazar dari Universidad de Chile, menemukan tambang sedalam 40 meter di kota pantai Taltal, selatan Chile.



Tambang tersebut digali oleh orang-orang Huentelauquen, yang pertama menempati wilayah tersebut. Demikian seperti yang dikutip oleh Eurika Alert.

Orang-orang Huentelauquen menggunakan baja oksid untuk mewarnai batu dan tulang yang dijadikan aksesoris mereka. "Mungkin juga untuk mewarnai tubuh dan pakaian mereka," ungkap para peneliti.

"Ini membuktikan bahwa pertambangan sudah dikenal sejak lama, dan membutuhkan kemampuan khusus," tulis Salazar di Current Anthropology.

Sekira 700 kubik meter dan 2 ribu ton batu digali dari tambang tersebut. Usia karbon yang ditemukan pada arang kayu dan kerang dalam tambang tersebut mengisyaratkan kalau situs tersebut berusia 12 ribu tahun, yang kemudian digunakan kembali sekira 4.300 tahun yang lalu.

"Eksploitasi lebih dari seribu tahun pada tambang tersebut, mengindikasikan pengetahuan mengenai lokasi, zat yang terkandung di dalamnya, serta teknik penggaliannya, sudah diwariskan selama berabad-abad oleh masyarakat Huentelauquen," tulis pihak peneliti.

Sebelum penemuan ini, sebuah tambang tembaga kuno juga ditemukan di wilayah Amerika Utara yang berusia sekira 4.500 tahun.

Dengan Kecanggihan Teknologi Satelit, 17 Piramida Baru Ditemukan

Arkeolog asal University of Albaman, di Birmingham, Dr Sarah Parack dan timnya berhasil menganalisis gambar yang diambil dari satelit yang mengorbit 700 km diatas bumi, mengidentifikasi menggunakan pencitraan inframerah untuk menyorot bahan yang berbeda di bawah permukaan, yang diduga adalah 17 piramida yang hilang.


http://i.okezone.com/content/2011/05/26/56/461294/3o0eV9r1xc.jpg

Tidak hanya itu saja satelit itu juga memindai 1.000 makam dan lebih dari 3.000 pemukiman kuno, yang sebelumnya memang sudah dilakukan penggalian awal sebelumnya.

Dilansir melalui BBC, satelit dengan pencitraan inframerah mampu membedakan antara batu bata lumpur Mesir kuno digunakan untuk membangun struktur dan tanah dan bumi. Batu bata lumpur tersebut lebih padat daripada tanah sekitarnya.

http://joeylakey.com/b/wp-content/plugins/rss-poster/cache/9a453__52945733_satellite-image-of-pyramid_highlight.jpg

Penginderaan satelit untuk melacak benda bersejarah bisa dilakukan lantaran warga mesir kuno membangun rumah-rumah yang terbuat dari bata lumpur. Struktur bangunan pun padat sehingga bentuk lancip rumah serupa piramida mudah terdeteksi.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2011/05/25/article-1390667-0C4121A200000578-327_634x431.jpg

"Ini merupakan situs yang dekat dengan permukaan. Ada ribuan lainnya yang tertutup oleh endapan lumpur Sungai Nil," kata Sarah.